Resensi Buku : Politik & Sepak Bola di Jawa, Tahun 1920-1942

Oleh: Wahyudin Alim Sani (Mahasiswa FIB Jurusan Sejarah UNS)

  1. Identitas Buku.

a. Judul Buku                        : “Politik & Sepakbola di Jawa Tahun 1920 – 1942”.

b. Pengarang                         : Srie Agustina Palupi.

c. Penerbit                              : Ombak.

d. Kota Penerbitan                : Yogyakarta.

e. Tahun Penerbitan             : 2004.

f. Ketebalan                           : 120 halaman

2. Isi Resensi.

Buku ini membahas kaitan antara sepak bola dengan poltik, khususnya di wilayah Jawa. Sepak bola merupakan permainan olahraga yang lebih dulu populer di negara-negara Barat. Penjajahan Belanda di Indonesia turut membawa sepak bola tersebar di Indonesia. Dalam waktu singkat sepak bola menjadi olahraga yang sangat digemari masyarakat, karena hanya memerlukan alat yang sederhana.

Seiring semakin banyaknya penggemar sepak bola, orang-orang mulai membentuk kesebelasan atau Bond di kota-kota. Pada 1919 dibentuk Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebagai badan pengatur dan menaungi klub-klub.

Secara resmi sepak bola hanya boleh dimainkan oleh orang-orang Eropa dan Timur asing menurut NIVB dan memandang sangat rendah masyarakat Bumiputera. Sepak bola dikalangan Bumiputera sendiri sangat digemari dan telah mendirikan perkumpulan sepakbola. NIVB selaku badan sepakbola di Hindia Belanda tidak mengakui dan bahkan mendiskriminasi klub-klub Bumiputera. Sikap diskriminasi NIVB ini dijadikan sebagai motivasi perjuangan Bangsa Indonesia menjadi semakin berkobar, agar terus maju dan mampu mengalahkan klub-klub naungan NIVB. Dari sini perjuangan bangsa tidak hanya melalui jalan politik mainstream saja, melainkan juga dalam sepakbola.

Pada 1930 dibentuk Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia (PSSI) dari bond Persidja, Madioensche Voetbal Bond, BIVB, SIVB, MIVB dan PSM atas gagasan Ir. Soeratin. Hal ini merupakan langkah besar menuju kemajuan sepak bola Bumiputera. PSSI secara perlahan mampu menyetarai NIVB sebagai badan induk sepak bola. NIVB yang menilai kedudukannya semakin dalam bahaya melakukan berbagai cara menjatuhkan PSSI dan juga sebagai balasan mengenai pemboikotan terhadap NIVB yang dilakukan masyarakat Tionghoa dan Bumiputera pada 1932. Namun, justru NIVB terpecah menjadi NIVU dan bahkan bekerjasama dengan PSSI.

3. Keunggulan Buku.

Penyajian secara kronologis, sehingga memudahkan pembaca membaca sesuai alur kejadian. Informasi istilah-istilah cukup lengkap.

4. Kekurangan Buku.

Pada bagian pembahasan terlalu banyak penjelasan latar belakangnya dibanding dengan isinya

Pusjarah TNI

Jl. Gatot Subroto Kav. 16

Leave a Reply

Your email address will not be published.