Resensi Buku : Silsilah Kesultanan Melayu Sanggau

Oleh : Menik Nurtjahjani, S.S.

  1. Identitas Buku.

            Judul Buku                : Sejarah Kesultanan Melayu Sanggau

            Pengarang                :  Dr. Abang Ishar Ay, M.Sc.

            Penerbit                     : Jakarta,Yayasan Pustaka Obor, 2016

            Jumlah halaman      : XIV, 388 hlm, ilus, foto, gambar, table

            Harga buku               : Rp.108.000,-

2. Pendahuluan.

            Penulis memilih buku ini, karena buku ini sarat akan data dan fakta kesejarahan mengenai  Kesultanan Sanggau di Kalimantan Barat dimasa lalu.  Fakta-fakta sejarah diungkapkan secara ilmiah melalui sebuah penelitian yang panjang selama 3 (tiga) tahun lamanya.  Kebanyakan dari kita yang hidup sekarang mungkin akan melupakan atau bahkan tidak tahu bagaimana sejarah Kesultanan Sanggau. Bahkan sejarah tersebut sengaja ditenggelamkan untuk menghilangkan jejak sejarah.  Banyak beredar di masyarakat adalah cerita legenda Sanggau yang sarat akan kebohongan, manipulasi yang diceritakan secara tradisi.

3. Isi Resensi.

            Buku ini terdiri atas 12 bab, dimana bab I menceritakan mengenai tujuan dan latar belakang dibuatnya tulisan mengenai Sejarah Kesultanan Sanggau.  Bab 2 dibahas tentang sejarah dan kondisi geografi serta topografi wilayah Kalimantan Barat secara umum.  Bab 3 diceritakan mengenai  Sanggau menurut  legenda yang beredar dan menceritakan  masyarakat Sanggau secara terperinci. Bab 4, 5, 6 membahas mengenai silsilah Sultan-Sultan Sanggau dan asal usul keturunan penduduk Sanggau yang dikisahkan mulai awal berdirinya Kerajaan Sanggau. Sebagai pendirinya adalah Sultan Abang Abdurrahman pada 5 Rabiul Awal 871 H atau 8 Agustus 1450 M. Seiring berjalannya waktu, pada masa pemerintahan  Sultan Jamaludin telah memindahkan pusat pemerintahan kerajaan dari Mengkiang ke Sanggau pada tanggal 12 Maret 1658 M.  Bab 7 membahas mengenai peninggalan sejarah Kesultanan Sanggau mulai dari Kompleks Istana Kuta, Istana Beringin, Rumah Panembahan hingga Kompleks Makam Sultan.  Bab 8 membahas mengenai kerjasama Kesultanan Sanggau dengan Kesultanan di sekitarnya.  Bab 9 membahas mengenai ilmu gaib di daerah Sanggau dan sekitarnya. Ilmu gaib yang diyakini selain Agama Islam adalah ilmu kebal dan ilmu pengasih. Bab 10  membahas mengenai Hukum Adat Kesultanan Sanggau di masa lalu. Bab 11 membahas mengenai pengaruh dan penyebaran  Islam di Kesultanan sanggau. Terakhir Bab 12 membahas mengenai pengaruh kaum penjajah di Kesultanan Sanggau dalam bentuk intervensi penjajah Belanda mengadu domba (Devide et Empera)  dan kontrak perjanjian Sultan-Sultan di Kesultanan Sanggau.

4. Keunggulan Buku.

            Keunggulan buku ini sarat akan data-data dan fakta-fakta sejarah Sanggau yang tidak diketahui oleh masyarakat dan kaum kerabat. Melalui buku ini, masyarakat ramai menjadi tahu terhadap sejarah Sanggau sebenarnya.  Selain itu jjuga dipaparkan mengenai cerita legenda yang menceritakan masyarakat Sanggau di masa lalu.  Penyampaian cerita menggunakan bahasa yang  mudah dimengerti dan isinya sangat padat. Namun demikian buku ini tetap harus dan perlu dibaca sebagai tambahan informasi, pengetahuan sejarah dan patut dipahami oleh penduduk Sanggau khususnya serta masyarakat pada umumnya, terutama kalangan Kerajaan Sanggau. Sedemikian penting atau tidaknya buku ini, sedikit banyak telah memberikan informasi tentang berdirinya sebuah Kerajaan Sanggau di Kalimantan Barat.

5. Kekurangan Buku.

            Selain dibicarakan mengenai keunggulan buku ini, ada baiknya juga dibicarakan mengenai kelemahan buku yaitu terlalu monoton menampilkan dan menyajikan data dan fakta sejarah, sehingga membuat orang yang membacanya menjadi bosan. Didalam buku ini, juga banyak istilah asing yang tidak dilengkapi dengan pengertiannya. 

6. Pengarang.

Dr. Abang Ishar Ay, M.Sc. merupakan anak tertua dari enam bersaudara. Lahir di Tanjung Bunga Kembayan, Kalimantan Barat  pada tanggal 4 Mei 1968.  Anak dari Abang Yaman Bin Abang Dari dan Utin Aida Binti Gusti Mustafa ini mengenyam   pendidikan awalnya di Kalimantan Barat, S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta S2 dan S3 di Universitas Malaysia Serawak (UNIMAS). Karirnya dimulai sebagai wartawan kampus tahun 1988-1990, Ketua Ikatan Muhammadiyah, Ketua KNPI Tingkat I Kalimantan Barat, Ketua Adat Lembaga Melayu Serantau, dan terakhir sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Kalimantan dan IAIN Pontianak. Puncak karirnya sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sanggau Perwakilan DPD tahun 2009-2014.

7. Penutup.

            Intisari dari buku Sejarah Kesultanan Sanggau sangat detail dan rinci sekali dalam menggunakan  data dan fakta sejarah dari silsilah keturunan sultan/raja-raja Sanggau. Semoga buku ini menjadi bacaan yang menarik terutama untuk cucu, buyut, dan cicit Keluarga Besar Keraton Sanggau khususnya.  Selain itu diharapkan para eksekutif, sarjana dan kaum intelektual diajak bersinergi dalam hal ingatan akan sejarah Sanggau yang berliku dan menatap masa depan Sanggau yang lebih baik dan bersahabat.

Pusjarah TNI

Jl. Gatot Subroto Kav. 16

Leave a Reply

Your email address will not be published.