Resensi Buku : Pertempuran Surabaya

Oleh : Gilang Fajar Susetia (Mahasiswa PKL Universitas Sebelas Maret Surakarta

  1. Identitas Buku:

a.         Pengarang                : Nugroho Notosusanto

b.         Penerbit                     : Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI

c.         Kota Terbit                 : Jakarta

d.         Tahun Terbit              : 1995

e.         Jumlah Halaman      : 178 halaman

  • Pendahuluan

Buku dengan judul “Pertempuran Surabaya” merupakan buku cetakan II yang diterbitkan oleh “Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI” di Jakarta pada tahun 1995. Buku ini disusun oleh Nugroho Notosusanto yang dibantu oleh Saleh As’ad Djamhari sebagai sekretaris dan dua anggota yaitu Ariwiadi serta Margono. Buku ini menjelaskan peristiwa yang sangat bersejarah mengenai sejarah militer Indonesia yaitu Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Pada buku ini memuat mengenai penjelasan secara keseluruhan dari peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, yaitu mulai dari sebab terjadinya Pertempuran Surabaya, peristiwa pertempuran pada 10 November 1945, hingga terbentuknya Markas Pertahanan Surabaya.

  • Pembahasan

Buku ini menjelaskan mulai dari sebab terjadinya Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, peristiwa pertempuran pada 10 November 1945 mulai dari minggu pertama, minggu kedua,  minggu ketiga, hingga terbentuknya Markas Pertahanan di kota Surabaya. Menyerahnya militer Jepang atas sekutu pasca Perang Dunia II menyebabkan Indonesia berada pada kekosongan pemerintahan, hal ini dipandang sebagai kesempatan emas oleh para pemuda untuk segera melaksanakan kemerdekaan Indoenesia. Hal tersebut yang menjadi pemikiran politikus-politikus senior akan kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 17 Agustus 1945 di proklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia sebagai bentuk kerjasama antara pemuda dan politisi senior. Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia pemerintah membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945.

Pada saat awal kemerdekaan Indonesia banyak terjadi ancaman keamanan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang bertujuan untuk menggoyahkan pemerintahan Republik Indonesia serta mengambil alih pemerintahan. Ancaman dari luar negeri pada saat awal kemerdekaan Republik Indonesia yaitu kedatangan tentara Inggris mendarat di Jakarta pada tanggal 15 September 1945 kemudian pada tanggal 25 Oktober 1945 tentara Inggris mendarat di Surabaya. Mereka bergabung dengan aliansi Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) atas keputusan Blok Sekutu, dengan misi yaitu melucuti senjata tantara Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, dan mengembalikan tantara Jepang yang ditawan di Indonesia ke negaranya. Namun bersamaan kedatangan tentara Inggris membonceng pula Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Hal ini memicu gejolak dan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia.

Buku ini menjelaskan mengenai mendaratnya Brigadir Mallaby yang dilanjutkan dengan perundingan-perundingan, peristiwa Surabaya 28-29 Oktober 1945, dan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby sehingga menimbulkan reaksi tentara sekutu atas kematian Jenderal Mallaby. Persiapan yang dilakukan Tentara Republik Indonesia pada pertempuran 10 November 1945, mempersiapkan pasukan mulai dari Tentara Republik Indonesia Laut, badan-badan perjuangan, markas divisi TKR Jawa Timur, Markas Pregolan, Radio Pemberontak Bung Tomo, dan sistem logistik serta evakuasi.

Pada buku ini juga menjelaskan secara mendetail mengenai jalannya Pertempuran Surabaya 10 November 1945, mulai dari ultimatum serikat, jawaban terhadap ultimatum yang telah dilakukan, pertempuran di hari pertama. Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 terjadi selama tiga pekan. Pada minggu pertama yakni pertempuran pada lini pertama, pertempuran di sektor timur, dan pertempuran di sektor barat. Pada minggu kedua yakni pertempuran di sektor barat, pertempuran di sektor tengah-barat, pertempuran di sektor tengah-timur, dan pertempuran di sektor timur. Pada minggu ketiga (terakhir) yakni pertempuran di Wonokromo dan pertempuran di Gunungsari. Buku ini juga menjelaskan pasca terjadinya pertempuran 10 November 1945 yang berdampak pada militer Indonesia pada masa itu yaitu terbentuknya markas pertahanan di kota Surabaya.

  • Kelebihan Buku

Buku ini menarik untuk dibaca, sebab buku ini termasuk ke dalam buku sejarah. Narasi yang disajikan sangat kompleks, padat, jelas, dan mendetail. Buku ini kredibel untuk dibaca dan dimiliki, karena ditulis secara runtut peristiwa sejarah Pertempuran Surabaya 10 November 1945 mulai sebab latar belakang terjadinya peristiwa. Pada saat peristiwa tersebut terjadi dan dampak setelah peristiwa tersebut, terutama terhadap militer Indonesia. Buku ini memiliki kelebihan yaitu sudah sesuai dengan bentuk penulisan sejarah dan sesuai dengan kaidah penulisan sejarah serta adanya catatan kaki sebagai penanda kutipan karya yang telah ditulis sebelumnya sebagai satu keidentikan tulisan sejarah.

  • Kekurangan Buku

Kekurangan buku ini yaitu pembahasan isi yang disajikan masih dilihat dari satu sudut pandang, semestinya penulisan sejarah dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda sehingga pembaca dapat menilai isi narasi cerita tersebut. Bentuk penulisan narasi sejarah pada buku ini sulit untuk dapat dipahami, terutama untuk pembaca pemula.

  • Kesimpulan

Pertempuran Surabaya adalah pertempuran diantara militer dan milisi proklamasi kemerdekaan Indonesia, tentara Britania Raya, dan India Britania. Pertempuran Surabaya puncaknya terjadi pada 10 November 1945. Pertempuran ini adalah perang pertama militer Indonesia dengan militer asing pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan merupakan salah satu pertempuran terbesar yang terdapat di dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Pasca terjadinya peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di kota Surabaya, dukungan rakyat Indonesia dan dunia internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat. Oleh karenanya pada tanggal 10 November diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan.

Pusjarah TNI

Jl. Gatot Subroto Kav. 16

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *