Dharma Pertiwi Gelar “Angklung Mendunia” di Museum Satriamandala
Salam Sejarah, Kenali Sejarahmu Cintai Bangsamu.
(Pusjarah TNI). Angklung adalah jenis alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia. Angklung telah menjadi kebanggaan tersendiri karena menjadi salah satu identitas karya dan budaya bangsa Indonesia di mata dunia yang telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia sejak tanggal 16 November 2010. Kini setiap tanggal 16 November diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia.
Pada masa penjajahan, angklung sangat ditakuti oleh penjajah Belanda. Angklung dipercaya mempunyai kekuatan mistis oleh penjajah Belanda karena menjadi penyemangat rakyat Jawa Barat untuk melawan Belanda sehingga pernah pada waktu itu pemerintah Belanda melarang penggunaan alat musik tradisional ini.
Dalam rangka menyambut Hari Angklung Sedunia dan melestarikan warisan budaya Indonesia serta menduniakan angklung, Dharma Pertiwi bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, OASE Kabinet Kerja, Dekranas dan LaDaRa menggelar acara “Angklung Mendunia.” Adapun tema pada kegiatan tersebut “Lestarikan, Giatkan, dan Generasikan Angklung Mendunia.” Pelaksanaan kegiatan bertempat di Plaza Museum Satriamandala, Pusjarah TNI, Jakarta, Senin, 8/11/2021.
Dalam sambutan virtualnya saat membuka secara resmi acara Angklung Mendunia 2021, Ibu Negara, Ny. Iriana Joko Widodo mengatakan, masyarakat Indonesia patut berbangga, karena budaya Indonesia sangat kaya. Indonesia memiliki busana seperti batik, tenun, dan songket. Indonesia memiliki banyak rempah, bumbu, makanan, hingga tarian maupun alat musik khas, termasuk angklung. “Angklung merupakan alat musik sederhana berbahan bambu yang mampu mengeluarkan suara indah yang disukai masyarakat Indonesia dan telah memikat hati warga dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut Ny.Iriana mengatakan, UNESCO telah mengakui angklung sebagai karya agung warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia sejak 16 November 2010. Namun, tidak banyak yang tahu kalau setiap tanggal 16 November diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia. Ini merupakan apresiasi yang diberikan dunia yang menegaskan keistimewaan angklung.
“Bukan hanya alunan suara merdunya saja, akan tetapi juga karena kekhasan dan keunikan yang menjadikan angklung sebagai identitas penting budaya Indonesia,” ujarnya seraya berharap keindahan alunan suara angklung membuat Indonesia semakin dikenal di seluruh dunia.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Dharma Pertiwi, Ny Nanny Hadi Tjahjanto menyampaikan, dirinya merasa bangga ketika sepuluh tahun yang lalu tepatnya tanggal 16 November 2010, UNESCO mengakui angklung sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia dan menjadi sebuah catatan sejarah serta mengajak bapak dan ibu semua untuk senantiasa terus berkarya dan menjaga pelestarian karya bangsa.
Ketum Dharma Pertiwi juga menambahkan, kemajuan dan perkembangan angklung tidak seimbang dengan kaum muda, minimnya regenerasi para seniman angklung menjadi jumlah mereka menjadi makin lama makin sedikit dan didominasi oleh kaum tua, oleh karena itu, merupakan tugas bersama untuk mewariskan kepada generasi muda dan mengajak untuk terus senantiasa berkarya dan menjaga kelestarian karya bangsa ini.
“Budaya merupakan sebuah citra dan identitas dan sebuah bangsa, maka itu banggalah memiliki budaya yang beraneka ragam,” ujarnya.
Selain Ketum Dharma Pertiwi, juga hadir pada acara tersebut Ketum Unsur Persit Kartika Chandra Kirana, Ny. Hetty Andhika Perkasa, Ketum Unsur Jalasenastri, Ny. Vero Yudho Margono, Ketum Unsur PIA Ardhya Garini, Ny. Inong Fadjar Prasetyo, Ibu-ibu dari Oase, Perwakilan istri Athan, Panglima TNI yang diwakili Kasum TNI Letjen TNI Eko Margiyono, Para Staf Ahli Panglima TNI, Kapusjarah TNI Brigjen TNI Triwahyu Mutaqin Akbar, S.Sos., serta Perwakilan pejabat dari Mabes TNI dan angkatan.
Hadir secara virtual untuk memberikan sambutan motivasi beberapa tokoh nasional diantaranya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC, sambutan Ketum Dharma Pertiwi, sambutan Ibu Presiden RI, serta penyerahan Piagam Rekor Muri Dunia dari Ketua Muri Jaya Suprana kepada Ibu Ketum Dharma Pertiwi.
Acara diisi dengan dialog interaktif antara Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Amerika Serikat, Prof. Popy Rufaidah, Ph.D., Duta Besar / Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof. Ismunandar, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Dr. Hilmar Farid, yang hadir secara virtual melalui zoom dengan Ketua Saung Angklung Mang Udjo, Taufik Udjo.
Acara juga dimeriahkan dengan atraksi bermain angklung bersama oleh lebih dari 10.000 peserta yang tersebar di lima benua di seluruh dunia secara online dan offline yang dipandu oleh Teh Amel, yang merupakan generasi ketiga dari Saung Angklung Udjo dan putri dari Kang Udjo, dan juga Conductor & Music Director House of Angklung Washington DC, Tricia Sumarijanto. Atraksi angklung ini berhasil memecahkan rekor dunia MURI yang disampaikan secara virtual oleh Founder MURI, Prof. Dr. (H.C.). K.P. Jaya Suprana. Menurut Jaya, ini suatu rekor yang menggelorakan semangat kebanggaan nasional yang patut kami apresiasi.
“Dengan ini Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan bangga dan penuh rasa hormat mengukuhkan kegiatan hari ini tidak hanya sebagai rekor di Indonesia namun juga sebagai rekor dunia,” ujarnya seraya mengukuhkan rekor dunia “Memainkan Angklung Secara Serempak di 50 Negara di lima Benua secara online dan offline.”
Penyerahan Rekor Muri diberikan secara langsung oleh Awan Rahargo mewakili Jaya Suprana kepada Ketum Dharma Pertiwi Ny. Nanny Hadi Tjahjanto didampingi Ketum Persit Kartika Chandra Kirana Ny. Hetty Andhika Perkasa, Ketum Jalasenastri Ny. Vero Yudho Margono dan Ketum PIA Ardhya Garini Ny. Inong Fadjar Prasetyo
Kegiatan berlangsung dengan lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.