Resensi Buku : “Nyai & Pergundikan di Hindia Belanda”

Oleh : Dra. Widya Retno Widuri

Identitas Buku

a. Judul buku    : Nyai & Pergundikan di Hindia Belanda

b. Penulis          : Reggie Bay

c. Penerbit         : Komunitas Bambu

d. Tahun terbit   : 2017

e. Tebal              : xx + 316 halaman

Isi Resensi.

Buku ini menceritakan tentang sejarah mengenai Nyai, perempuan Pribumi, Tionghoa, dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Buku ini memaparkan kajian sosiohistoris secara deskriptif mengenai istilah “Nyai” yang memiliki stigma sosial tertentu. Buku ini juga memberi pemahaman mengenai perempuan Pribumi yang diperlakukan secara tidak adil pada masanya.

Pada bab pertama, membahas tentang konfrontasi antar ras, pergundikan sampai Abad ke-19. Reggie Bay menjelaskan tentang permulaan pergundikan dan nasib para perempuan yang terpaksa hidup dalam dunia pergundikan.

Bab kedua, Reggie Bay mengulas tentang Tuan Putih dan Pelayan Pribumi. Pergundikan mulai mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada abad ke-19 terjadi perubahan penting yang membuat pergundikan antar ras semakin jelas terlihat dan memperoleh karakter baru.

Bab ketiga, menjelaskan pergundikan dalam dunia sipil. Bab ini memfokuskan terkait dinamika dan persoalan-persoalan pergundikan serta dampaknya dalam sistem sosial di Hindia Belanda secara mendalam.

Bab keempat, membahas tentang Pergundikan Tangsi. Bab ini menjelaskan mengenai masalah yang muncul akibat protes keras yang dilakukan oleh masyarakat koloni maupun Belanda yang berujung  diajukan dan dibahas sampai  Parlemen  Belanda.

Bab kelima, mengulas tentang pergundikan dalam perkebunan-perkebunan Deli. Bab keenam, menjelaskan tentang anak-anak Indo Eropa. Reggie Bay menelisik tentang diskriminasi yang diterima oleh anak-anak Indo Eropa yang dianggap lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak Eropa Asli.

Bab ketujuh, membahas tentang gambaran-gambaran lain dan sebuah dunia lain. Bab ini mendiskreditkan peran Nyai melalui suratkabar dan kesusasteraan Belanda.

Bab kedelapan, membahas tentang akhir pergundikan di Hindia Belanda seiring kedatangan Jepang. Para Nyai dihadapkan dengan pilihan antara menjadi bagian dari Eropa atau tetap menjadi Pribumi.

Penutup.

Secara keseluruhan buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca, sebab dibahas mengenai berbagai sudut pandang masyarakat Hindia Belanda. Namun buku ini perlu ketelitian untuk memahami alurnya karena penulisan yang digunakan adalah penulisan historis.

Pusjarah TNI

Jl. Gatot Subroto Kav. 16

Leave a Reply

Your email address will not be published.