Rakornisjarah TNI 2019 dan Pencanangan Genta Bangsa Indonesia
Waaspers Brigjen TNI Gunung Iskandar membuka acara Rakornisjarah TNI TA 2019 di Ruang Balairung Pahlawan Museum Satriamandala, Jl Gatot Subroto No 14 Jakarta Selatan.
Rakornisjarah TNI merupakan media yang sangat dibutuhkan oleh insan sejarah TNI sebagai manifestasi dari pelaksanaan tugas di bidang kesejarahan dalam mendukung tugas pokok TNI.
Lebih lanjut, Waaspers menyampaikan bahwa Generasi muda saat ini yang dikenal dengan sebutan generasi milenial, cenderung mencari jalan hidupnya sendiri secara pintas untuk hidup enak dengan mengabaikan nilai-nilai perjuangan, seperti nilai kebangsaan, patriotisme dan kepahlawanan.
Hal ini dikarenakan generasi milenial kurang mengenal sejarah perjuangan bangsa. Oleh sebab itu kebanggaan terhadap sejarah perjuangan bangsa secara nyata harus senantiasa terus ditanamkan dan digelorakan, agar sejarah kebangsaan tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
“Apalagi dengan makin maraknya budaya luar/asing yang masuk ke Indonesia sebagai dampak arus informasi yang tanpa batas dengan gelombang globalisasi melalui media internet dan sebagainya,” jelasnya.
Rakornisjarah TNI TA 2019 diikuti oleh perwakilan insan-insan sejarah dari TNI AD, TNI AL, dan TNI AU, serta dihadiri oleh beberapa komunitas pencinta dan penggerak kesejarahan seperti, Komunitas Historia, dan perwakilan siswa SMA di lima wilayah DKI Jakarta, serta para penggiat sejarah.
Dalam Rakornisjarah TA 2019, Kapusjarah TNI Brigjen TNI Prantara Santosa, S.Sos., M.Si., M.Tr. (Han) mencanangkan gerakan Genta Bangsa Indonesia sebagai upaya Pusjarah TNI untuk berpartisipasi dalam rangka menggelorakan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa kepada generasi muda Milenial supaya tetap berpijak kepada nilai-nilai luhur perjuangan bangsa dan tidak tergerus oleh akibat negatif arus globalisasi.
Dalam pencanangan itu, Kapusjarah TNI memasangkan topi Genta Bangsa secara simbolik kepada perwakilan siswa yang ada di Jakarta.
Gerakan Genta Bangsa Indonesia, menampilkan sosok imajiner Genta yang digambarkan sebagai generasi muda pintar, kekinian, dan memiliki rasa cinta dan bangga terhadap sejarah dan tergambar dalam sikap kesehariannya. Dengan adanya pencanangan Genta Bangsa ini diharapkan terciptanya generasi muda milenial yang betul-betul mencintai dan bangga dengan sejarah perjuangan bangsanya sehingga dapat menjadi benteng pertahan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman yang ada.
Lebih lanjut Kapusjarah TNI menyatakan, Nasionalisme akan merosot jika generasi muda milenial tidak peduli kepada sejarah bangsanya. Apa lagi jika dikaitkan dengan penetrasi budaya asing yang kian meningkat, yang pada akhirnya menyebabkan rasa nasionalisme atau militansi kepada tanah air akan menurun.
Namun, kata Pusjarah, jika generasi muda milenial faham/tahu terhadap sejarahnya maka tidak mudah dipengaruhi budaya asing. Oleh karena itu gerakan genta bangsa akan terus digelorakan hingga menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, sehingga ketahanan bangsa bisa diandalkan pula melalui kesadaran bangsa.
Sementara itu, Sejarawan JJ. Rizal yang bertindak sebagai nara sumber mengatakan bahwa nasionalisme Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang besar, oleh karena itu generasi muda milenial sebagai penerus perjuangan bangsa agar kembali belajar pada sosok keteladanan para pahlawan dan tokoh pendiri bangsa. Dengan kata lain menghidupkan nasionalisme bangsa dengan cara belajar sejarah guna mendapatkan nilai-nilai kepahlawanan para pendiri bangsa, atau mengelaborasi kepahlawanan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, JJ. Rizal berharap bahwa Pusjarah TNI mampu untuk menterjemahkannya, dengan mengangkat nama-nama pahlawan nasional melalui pembuatan film-film pendek sebagai salah satu media menggelorakan gerakan Genta Bangsa ke dalam ranah publik, dengan memanfaatkan secara maksimal peran media sosial (website) Pusjarah TNI.
Sementara itu, Direktorat Sejarah Kemendikbud, yang diwakili oleh Dr. Agus Widiatmoko menyambut baik pencanangan Genta Bangsa dan akan bekerjasama untuk menggelorakan Genta bangsa. Menurut Agus, pencanangan Genta Bangsa merupakan pintu masuk Kemendikbud untuk bekerjasama mengembangkan bidang kesejarahan bersama-sama Pusjarah TNI.