Resensi Buku : Batavia Awal Abad 20 Gedenkschriften Van Een Oud Koloniaal

Oleh: Tugimin

  1. Identitas Buku.

a. Pengarang                : H.C.C. Clockener Brousson.

b. Penerjemah              : Achmad Sunjayadi.

c. Penerbit                     : Masup.

d. Kota Terbit                 : Depok.

e. Tahun terbit               : 2017.

f. Jumlah halaman      : xvi + 180 halaman.

g. Ukuran                       : 13 x 19 cm.

h. ISBN                           : 978-979-3731-14-8.

2. Pendahuluan.

            Buku ini merupakan karya terjemahan dari catatan perjalanan seorang prajurit  Belanda yang berjudul Batavia: Gedenkschriften Van Een Oud Koloniaal”‘ karya H.C.C. Clockener Brousson, seorang  jurnalis surat kabar Bandera Wolanda  di Hindia Belanda. Dalam edisi ketiga ini ada dua  penambahan naskah, yaitu pertama, Kisah Detektif di Tangsi Militer: Hilangnya Para Prajurit, dan kedua, Sersan Kakowski, Pengabdi Dewa Perang. Naskah tersebut cukup menarik, seperti kisah detektif yang memberikan gambaran kehidupan yang lebih lengkap mengenai kehidupan prajurit pada masa kolonial di Batavia dan kaitannya dengan munculnya gejolak politik di seluruh wilayah Hindia Belanda (Indonesia).

3. Isi Resensi.

            Buku ini berisi kumpulan catatan perjalanan atau pengembaraan seorang serdadu/prajurit bayaran Belanda berinisial xyz. Catatan perjalanannya pernah dimuat dalam surat kabar Bandera Wolanda” yang memiliki sirkulasi cukup luas di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Semenanjung Malaya serta didistribusikan ke Departemen Perang, Pendidikan, Peribadatan Umum, dan kalangan industri. Adapun tujuan penulisannya adalah untuk mendekatkan kalangan prajurit militer Belanda dan memperkuat sentimen kesetiaan serta kecintaan terhadap Ratu dan Bendera Belanda.

            Pada bagian awal buku dibahas secara singkat  tentang riwayat penulisnya yaitu Brousson. Selanjutnya diceritakan mengenai kisah perjalanan prajurit Belanda berinisial xyz yang dimulai dari kehidupannya di Amsterdam sampai masuk wajib militer dan pengembaraannya di Batavia. Disamping itu, dibahas pula tentang aspek-aspek sosial budaya yang menonjol dari budaya Batavia yang diceriterakan dengan penuh imaginatif dan menyentuh perasaan. Begitu juga tentang kehidupan di tangsi militer Belanda dengan segala aspek dan keunikannya serta keindahan Batavia. Dikisahkan juga mengenai kota Glodok yang modern dan lengkap dengan Pecinannya, tempat-tempat ibadah, dan berbagai hiburan khas Belanda serta kondisi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat  Batavia yang sudah menjadi kota kosmopolitan.

            Buku ini berisi sepuluh tema atau naskah yang mayoritas tentang aspek kehidupan sosial kemasyarakatan, meliputi kehidupan di tangsi militer, jaringan  pos dan transportasi, perhotelan, dan dunia hiburan serta seni budaya yang sangat menarik di Batavia. Kemudian buku ini ditutup dengan tulisan mengenai catatan perjalanan yang dapat dipakai sebagai bahan bacaan dan panduan wisata. Dengan demikian buku ini sangat berguna sebagai buku panduan wisata kota Batavia awal abad 20.

4. Kelebihan Buku.

            Secara umum buku ini cukup menarik dibaca untuk mengetahui  kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya di pusat administrasi pemerintahan kolonial Belanda awal abad 20 yang sampai saat ini masih memperlihatkan kesamaan. Disamping itu, juga disajikan dengan bahasa yang populer dan gaul yang dilengkapi dengan foto-foto untuk memperkuat imajinasi historis yang diceriterakan.

5. Kekurangan Buku.

            Buku ini merupakan kumpulan  catatan pribadi, sehingga tulisannya bersifat  sangat subyektif dan merupakan salah satu contoh buku historiografi kolonial beraliran Neerlando Centris.

6. Penutup.

            Buku ini tidak lebih dari catatan  perjalanan dan pengembaraan seorang prajurit Belanda dari Amsterdam sampai ke Batavia yang dikisakan dengan penuh humanis dan kaya imajinasi. Buku ini juga dapat sebagai referensi sejarawan dalam mempelajari perkembangan kota pada masa kolonial.

Pusjarah TNI

Jl. Gatot Subroto Kav. 16

Leave a Reply

Your email address will not be published.