Resensi Buku : Dr. D.D. Setiabudhi

Oleh: Ricky Trihatmojo

  1. Identitas Buku.

a. Judul buku             : Dr. D.D. Setiabudhi.

b. Penulis                   : Drs. Tashadi.

c. Penerbit                  : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

d. Kota terbit              : Jakarta.

e. Tahun terbit            : 1982.

f. Jumlah halaman   : viii +90 halaman

2. Isi Resensi.

          Buku berjudul Dr. D.D. Setiabudhi merupakan sebuah biografi tentang seorang tokoh pahlawan nasional bernama Ernest Francois Eugene Douwes Dekker atau E.F.E. Douwes Dekker alias Danudirja Setiabudi. Awal dari isi buku ini menceritakan bagaimana keadaan keluarga dan lingkungan sekitar tempat kelahirannya hingga masa sekolah dasar yang berada di Pasuruan Jawa Timur, yang kelak akan mempengaruhi pola pikir dan sifatnya disaat sudah memasuki usia dewasa.

          Ketika sudah beranjak dewasa, E.F.E. Douwes Dekker memutuskan untuk merantau keliling dunia, setelah merasa putus asa karena wafatnya sang ibu. Dari sinilah perjalanan berliku seorang E.F.E. Douwes Dekker dimulai. Awalnya ia menjadi tentara sukarelawan di Afrika, lalu setelah sekian lama merantau di luar negeri dengan berbagai kisah manis dan pahit yang dialaminya, akhirnya ia pulang kembali ke Hindia Belanda. Perjalanan merantau keliling dunia ini membuka mata dan pikirannya mengenai perjuangan untuk memperebutkan kemerdekaan. Bersama teman-teman seperjuangannya, E.F.E. Douwes Dekker membentuk Indische Partij. Rupanya pergerakan yang dilakukan oleh Indische Partij cukup membuat pihak pemerintah kolonial Belanda khawatir, hingga akhirnya berbagai cara dilakukan pihak kolonial untuk meredupkan perjuangan dari E.F.E. Douwes Dekker dkk.

          Setelah banyak mengalami banyak lika-liku dalam perjuangan melalui jalur politik, E.F.E. Douwes Dekker kemudian beralih berjuang melalui jalur pendidikan dengan membangun sekolah bernama Ksatrian Insituut. Meskipun demikian, pihak pemerintah kolonial Belanda tetap saja khawatir dengan berbagai gerak gerik E.F.E Douwes Dekker hingga akhirnya ia dibuang ke Kerajaan Belanda. Setelah sekian tahun pembuangan, E.F.E. Douwes Dekker akhirnya kembali ke Indonesia yang saat itu kondisinya sudah memproklamasikan kemerdekaannya. E.F.E. Douwes Dekker kemudian berganti nama menjadi Danudirja Setiabudi. E.F.E. Douwes Dekker alias Danudirja Setiabudi meninggal di usia 70 tahun pada tanggal 28 Agustus 1950 dan dimakamkan di TMP Cikutra Bandung.

3. Kelebihan Buku

Bahasa yang digunakan mudah dipahami, sehingga tidak pusing membacanya. Uraian yang seakan mengalir, sehingga tidak akan terasa jika sudah membaca hingga banyak halaman. Karena ini buku biografi, biasanya menjelaskan dari lahir sampai wafat yang cukup lengkap tetapi ringkas. Dilengkapi dengan foto-foto yang berkaitan dengan E.F.E Douwes Dekker di bagian akhir buku, sehingga menjadi nilai tambahnya.

4. Kekurangan Buku.

Banyak ditemukan kesalahan dalam pengetikan, bahkan mungkin dalam setiap bab akan ditemukan kesalahan dalam pengetikan. Istilah-istilah asing terkadang tidak diterjemahkan artinya ke dalam bahasa Indonesia.

Pusjarah TNI

Jl. Gatot Subroto Kav. 16

Leave a Reply

Your email address will not be published.